Kamis, 07 Januari 2010

Kekuasaan dalam Kepemimpinan

Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Kekuasaan tak luput hubungannya dengan organisasi dan kepemimpinan. Dalam suatu organisasi sebagai wadah yang memiliki struktur, dimana terdapat seorang pemimpin sebagai atasan dan orang yang dipimpin sebagai bawahannya pasti terdapat didalamnya kekuasaan serta kepemimpinan. Pada kekuasaan selalu melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih, karena kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain.

Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu. Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.

Ada 5 (lima) tipe kekuasaan, yaitu :

1) Reward power

Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi imbalan, pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh orang lain.

2) Coercive power

Kekuasaan ini bertipe paksaan, dan lebih memusatkan pandangan pada kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain.

Tipe ini banyak digunakan bawahan untuk melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan atau karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

3) Referent power

Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’, yang seseorang dapat mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya.

4) Expert power

Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan.

5) Legitimate power

Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Tipe kekuasaan ini bersandar pada struktur social suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural.

Selain itu kekuasaaan memiliki beberapa sumber-sumber yaitu:

1. kekuasaan yang bersumber pada kedudukan

2. kekuasaan yang bersumber pada kepribadian

3. kekuasaan yang bersumber pada poitik

Dari lima tipe kekuasaan di atas mana yang terbaik? Harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan atau paksaan guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Namun terlepas dari semua itu, tipe kepemimpinan apapun yang dipakai, yang terpenting adalah kepribadian dari seorang pemimpin itu sendiri sebagai pondasi dari suatu kekuasaan dalam kepemimpinannya. Karna kepribadian seorang pemimpin sangatlah berpengaruh terhadap gaya kepemimpinannya termasuk hubungannya dengan bawahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar